Perjalanan darat Jakarta-Bali

 

Salah satu pengalaman paling super di tahun 2019, perjalanan jalur darat+laut tipis-tipis ke Bali. Diawali dengan rencana trip yang cuma ingin explore Banyuwangi, berakhir dengan H-dua minggu keberangkatan memutuskan untuk nyambung sampai ke Bali. Empat perempuan modal nekat dan mulut buat nanya kanan-kiri akhirnya membuahkan hasil hanya 225,000 ribu rupiah untuk sampai di Bali. 


Dunkin Donuts Stasiun Pasar Senen mandatory selfie

Untuk kaum mahasiswa minim budget kaya kami tapi tetap mau travelling seru, jalur darat+laut tipis-tipis jadi pilihan utama untuk menghemat biaya di akomodasi perjalanan. Banyak pilihan sebenarnya untuk berangkat ke Bali lewat jalur darat+laut tipis-tipis ini, salah satunya road trip naik mobil untuk pribadi, dan transportasi umum bisa menggunakan bis atau kereta. Waktu itu, gua dan teman-teman memilih menggunakan kereta karena, lagi-lagi jadi opsi yang paling murah (tolong di note ya, kereta ekonomi nih haha)

Berangkat hari Selasa, 23 Juli 2019 (lol, udah setahun lebih berlalu baru ditulis sekarang) jam 10.15 dari Stasiun Pasar Senen, Kereta Gaya Baru Malam Selatan tujuan akhir Stasiun Gubeng Surabaya. Setelah berjam-jam, kurang lebih 15 jam perjalanan, sampai juga di Surabaya untuk transit (transit-transitan). Stasiun Gubeng jadi tempat transit pertama dan sampai Stasiun Gubeng dengan keadaan stasiun sudah tutup dan harus nunggu di luar, ngemper di depan Stasiun Gubeng karena kereta lanjutan ke Banyuwangi masih setengah lima subuh dan stasiun baru buka jam 4. Nunggu stasiun dibuka, gua sama Keket muterin jalanan Stasiun Gubeng sambil beli susu milo + nasi goreng merah sebrang stasiun. Becanda, ketawa-ketiwi akhirnya dari berempat, gua dan Keket tumbang juga dan akhirnya tidur diemperan Stasiun Gubeng (mengingat baru tidur setengah jam, terus diuprak-uprak sama mas-mas karena udah sampe Gubeng. Btw, makasih mas!)


Turun di Stasiun Probolinggo, nunggu kereta isi bensin

                                        


Dibangunin Dea dan Tasya sebelum jam empat, buru-buru masuk stasiun dan langsung ngantri tiket dengan nyawa masih setengah sadar. Masuk ke dalam Stasiun Gubeng nyari toilet buat bersih-bersih, cuci muka, dan sikat gigi, terus langsung meluncur masuk ke Kereta Probowangi 213 arah stasiun akhir Banyuwangi Baru. Nyentuh kursi kereta hal pertama yang dilakuin adalah tidur, hahaha ngantuk banget bro aseli! Bangun sekitar jam sembilan, udah setengah perjalanan buat sampai di Stasiun Banyuwangi Baru. Mulai bosan dan nyari topik pembicaraan, taunya salah satu penumpang rumahnya di Cilandak-Ragunan, gak jauh dari UPN bahkan satu wilayah, jauh-jauh diujung Pulau Jawa taunya ketemu orang Cilandak lagi. Setengah dua belas siang, akhirnya sampai juga di stasiun akhir Banyuwangi Baru. Sebenarnya perjalanan Surabaya-Banyuwangi ini hanya sekitar 300km, tapi karena jalur kereta yang memutar jadi waktu tempuh Surabaya-Banyuwangi naik kereta jadi cukup lama.

Stasiun Banyuwangi Baru dari HP Tasya

Ujung Pulau Jawa

Dari Stasiun Banyuwangi Baru ke Pelabuhan Ketapang hanya tinggal jalan kaki, karena sedekat itu. Tapi waktu itu, saat keluar stasiun ada bapak supir angkot yang menawarkan untuk diantar sampe pelabuhan dan tempat bis berada, akhirnya kami naik angkot dan diturunkan di tempat bis pinggir jalan yang langsung masuk ke Pelabuhan Ketapang + Kapal Ferry. Jalur laut Pelabuhan Ketapang - Gilimanuk ditempuh sekitar 30-45 menit, dan sampainya di Gilimanuk, bis langsung meluncur ke kota tepatnya ke Terminal Mengwi. Jarak Pelabuhan Gilimanuk - Terminal Mengwi sekitar 100km dan pemandangan di perjalanan benar-benar sangat indah dan eksotis, melewati hutan dan pantai yang bikin mata melek. Memasuki kota dan hampir sampai di Terminal Mengwi, bapak supir bis bilang agar lebih aman turun sebelum di Terminal Mengwi kalau ingin menggunakan Gojek/Grab sebagai transportasi lanjutan ke tempat tujuan. Akhirnya kami turun di pom bensin yang berjarak satu-dua km dari Terminal Mengwi dan melanjutkan perjalanan menggunakan Gocar untuk sampai di tujuan.

                

Denim-denim club 



Perjalanan panjang perjalanan darat Jakarta-Bali akhirnya berhenti sekitar jam tujuh malam waktu Bali saat (harusnya perjalanan dari Terminal Mengwi - Kerobokan bisa lebih cepat, tapi karena hari itu adalah Hari Raya Kuningan Bali jadi banyaka perayaan di jalan) sudah sampai villa salah satu teman yang sudah sampai duluan di daerah Kerobokan. Dengan rincian biaya akomodasi perjalanan:

  1. Kereta Gaya Baru Malam Selatan (Pasar Senen - Surabaya Gubeng)   104,000
  2. Kereta Probowangi 213 (Surabaya Gubeng - Banyuwangi Baru)   56,000
  3. Bis (Pelabuhan Ketapang - Terminal Mengwi, termasuk biaya pelabuhan)   60,000
  4. Angkot   5,000
Memang memakan waktu lebih lama, tetap seru karena perjalanan bareng teman baik dan ngepress budget sampai berkali lipat haha. Stay safe jadi kunci paling utama untuk perjalanan yang panjang kaya gini! but, its all worth kok...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Flores, and the First Love Vibes

Archiving 2023

Make it 21