Dia Dengar
Kha, Semuanya sangatlah normal, cuaca, jalanan, suasana, dan keadaan kami. Panggil aku Fee, ia selalu ingin menyebutnya demikian entah mengapa. "Masih ingin diam?" "Masih" Ia menolehkan kepalanya kebelakang "Sudah satu menit Fee, masih ingin tambah berapa?" "Selamanya" Kau bisa memanggilnya dengan satu panggilan, 'kha' cukup panggil laki - laki separuh baya yang sedang memboncengku dan kehilangan akal untuk membuatku berbicara lagi. Kau tahu ini sebuah aturan konyol dalam hubungan kami, dimana kami hanya bisa tidak bicara satu sama lain dengan jangkauan satu menit. Gila, tapi tetap saja terjadi. "Satu menit tambahan untuk diam" masih dengan muka konyolnya dengan usaha untuk membuatku tertawa lewat kaca spion. Dan bahkan iapun tahu, saat aku bilang selamanya untuk diam itu tidak akan terjadi. Apalagi menahan diri untuk diam didepannya, tidak akan pernah terjadi selamanya. "Kha, itu kiri...